LAPORAN KARYA
TULIS
MONUMEN
NASIONAL (MONAS)
Disusun sebagai
salah satu mengikuti UN (ujian nasional)
Di SMP N 1
KARANGMONCOL
Tahun Pelajaran
2013/2014
Di susun oleh
1. HERNANDA ARI SUKMA
2. HENDI CAHYONO
3. IRFAN DWI ANORO
4. MIFTAKHUR RIZKI.A
5. YOHAN RISMADIANTO
Kelas :
IX E
PEMERINTAH
KABUPATEN PURBALINGGA
DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP N 1
KARANGMONCOL (SSN)
TAHUN PELAJARAN
2013/2014
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KARYA TULIS “ MONUMEN NASIONAL “
Laporan
ini di susun dan diajukan untuk memenui akah satu syarat mengikuti Ujian
Nasional ( UN )/ Ujian Sekolah ( US ) Tahun Pelajaran 2013 / 2014
Karya
tulis ini berjudul “MONUMEN NASIONAL JAKARTA “ yang telah di sahkan oleh
Pembimbing dan di ketahui oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Karangmoncol pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Karangmoncol, 2013
Mengetahui
Kepala
Sekolah,
Pembimbing,
SUNARSO
S.pd AGUS TARYONO S.pd
NIP.19570804
1988003 1002 NIP.19630815
1995512 1002
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta alam yang selalau memberikan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaika Karya Tulis
ini. Namun kami sadar bahwa kami mempunyai keterbatasan kemampuan, keilmuan
yang di miliki, maka sangat mungkin sekali terjadi adanya kekurangan serta
khilafan disana sini.
Oleh karena itu dengan terselesaikannya Karya
Tulis ini, kami persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua kami yang telah memberikan
dorongan serta do’ a sehingga Karya Tulis ini bisa di selesaikan.
2. Kepala Sekolah SMP N I Karangmoncol yang
telah memberikan ijin kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tuis
ini.
3. Bapak Agus Taryono S.pd selaku pembimbing
Karya Tulis yang dengan sabar, tekun dan ulet membeerikan masukan – masukan
kepada kami dalam penyusunan Karya Tulis ini
4. Para Guru di SMP N I Karangmoncol yang telah
banyak memberikan rangsangan berfikir kepada kami sehinggs kami menjadi dewasa
dalam berfikir kritis akademis
5. Para pembaca bidiman
6. Semua pihak yang berperan bagi
terselesaikannya karya tulis ini
MOTTO
1.
Sesungguhnya Alloh sangat mencintai orang yang
jika melakukan melakukan pekerjaan,di lakukan dengan iklas / sempurna ( tepat
terarah,jelas,dan profesional ) HR.abrari.
2.
Orang – orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang – oarng yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik
masa depan. ( Mario Teguh )
3.
Kerja keras adalah kunci menuju sukses.
4.
Kemauan untuk menang tidak ada artinya tanpa
kemauan untuk mempersiap kemenangan. ( Jee Gibbs )
5.
Orang yang tidak pernah menggunakn imajinasunya
laksamana burung tanpa sayap
( Mohammad Ali
)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh tuhan semesta alam yang
selalu memberikan rahmat, taufik serta hidanyah Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “ MONUMEN NASIONAL JAKARTA “.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi
Muhamad SAW dan para sahabatnya yang senantiasa menghisupkan sunah – sunahnya ,
Amien ......
Karya Tulis
ini pada dasarnya untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (
UN ) atau Ujian Sekolah ( US ) Tahun pelajatan 2013 / 2014
Dalam Karya Tulis ini yang berjudul “ Monumen Nasional
Jakarta “ kami akan menerangkan sejarah Monumen Nasional ini.
Dengan
segala upanya pikiran kami telah mengkajinya, tetapi karena keterbatasan
kemampuan,keilmuan yang saya miliki maka sangat mungkin sekali jika terjadi
adanya kekurangan serta kehilafan disana sini.
Selain itu kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada oarng – orang yang terlibat dalam pembuatan laporan karya tulis ini
.Karena dengan adanya mereka kami dapat menyelesaikan Laporan Karya Tulis ini
meski penuh dengan keterbatasan.
Semoga
Alloh SWT memberkati mereka semua, akhirnya kami haya dapat berharap semoga
Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi kami maupun bagi setiap oarang yang
membacanya.
Karangmoncol, 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................ii
HALAMAN
PERSEMBAHAN.....................................................................................iii
HALAMAN
MOTTO.....................................................................................................iv
KATA
PENGANTAR....................................................................................................v
DAFRAT
ISI..................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan
Masalah...........................................................................................1
C. Tujuam
Penulisan............................................................................................1
D. Metode
Penulisan............................................................................................1
E. Sistematika
Penulisan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Monas..............................................................................................3
B.
Pembangunan...............................................................................................4
C.
Rancang Membangun
Monumen..................................................................5
D.
Relief Sejarah Nasional ................................................................................6
E.
Museum
Sejarah
Nasional............................................................................7
F.
Ukuran
Dan Isi
Monas..................................................................................8
G.
Ruang
Kemerdekaan.....................................................................................9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.....................................................................................................10
B.
Saran .............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11
LAMPIRAN......................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Karya tulis ini wajib dibuat
oleh siswa – siswi kelas IX sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional / Ujian Sekolah Tahun
Pelajaran 2013 / 2014.
Kami memeilih obyek wisata
Monumen Nasional untuk digunakan sebagai obyek
pembahasan Karya Tulis, karena Monumn Nasional merupakan salah satu
obyek yang di kunjungi siswa – siswa SMP NI Karangmoncol melakukan Studytour di
tahun pelajaran tahun 2013 / 2014.Selain itu Monumen Nasional merupakan salah
satu situs Srjarah. Di Monumen Nasioal menyimpan sejuta rahasia yang patut kita
pelajari dan pahami / apalagi kita sebagai anak bangsa patut berbangga diri dan
melakukan yang terbaik demi terjaganya situs Sejarah ini.Salah satu caranya
dengan acara mempelajari Sejarah dan hal
– hal yang berkaitan dengan Monumen Nasional. Maka dalam karya tulis ini akan
di lakukan pembahasan tentang uraian – uraian tersebut.
B..Rumusan Masalah
Sehubungan untuk merujuk Karya
tulis ini, kami banyak sekali berbensh diri dengan mengsmbil data yang akurat melalui cerita
langsung dari pemandu kunjungan ke Obyek Wisata Monumen Nasional, buku – buku
referensi, websiite / internet dan melalui data-data penunjang lainnya.
C. Tujuan Pembelajaran
Karya Tulis ini di susun sebagai
salah satu syarat mengikuti UN/Us Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.
Mengenal lebih lanjut tentang sejarah Monumen
Nasional
2.
Membangkitkan minat masyarakat Domestik dan
Manca Negara berwisata di monumen tersebut.
3.
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam
bidang Sosial dan Budaya
4.
Melatih diri dalam menyusun suatu masalah ke
dalam bentuk tulisan pengungkapan ide,pikiran,gagasan – gagasan menularkan
bakat agar kita bisa membagi kepada orang lain yang mungkin belum tahu akhirnya
menjadi tahu.
D. Metode Penulisan
Dalam
pengumpulan data kami mendapatkan dengan menggunakan
1.
Metode liretatur
2.
Metode observasi
E .Sistimatika Penulisan
Sistimatika dalam Karya Tulis ini memuat
3 bab yaitu :
Bab I Pendahuluan yang berisi latar
belakang masalah, rumusan masalah,tujuan Pembelajaran ,metode penulisan dan
sistematika penulisan
Bab II Pembahasan yang berisi sejarah monas,pembangunan,rancang
membangun monumen,relief sejarah monas,museum sejarah monas,ukuran dan isi
monas,ruang kemerdekaan
Bab III Penutupyang berisi
kesimpulan dan saran
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Sejarah
Monas
Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia
kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun
1950 menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda
pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen
nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana
Merdeka. Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan
bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan
inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Pada tanggal 17
Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen
nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya
yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban
yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan
karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara
kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak
satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta
Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno
kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni. Silaban kemudian
diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang
diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak
mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup
buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan
pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian meminta
arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan
angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17
Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
ke dalam rancangan monumen itu.[Tugu Peringatan
Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki
oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17
Agustus 1961
B.Pembangunan
Sukarno menginspeksi
pembangunan Monas. Foto ini dibuat sekitar tahun 1963-1964.
Pembangunan terdiri
atas tiga tahap. Tahap pertama, kurun 1961/1962 - 1964/1965 dimulai dengan
dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17
Agustus 1961 dengan Sukarno secara seremonial menancapkan pasak beton pertama.
Total 284 pasak beton digunakan sebagai fondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak
bumi ditanamkan untuk fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan
fondasi rampung pada bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan akhirnya rampung pada
bulan Agustus 1963. Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G-30-S/PKI) dan
upaya kudeta, tahap ini sempat tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan diorama pada museum sejarah. Meskipun pembangunan telah rampung, masalah
masih saja terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen
secara resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12
Juli 1975 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto. Lokasi pembangunan monumen ini dikenal dengan nama Medan
Merdeka. Lapangan Monas mengalami
lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada,
Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di
sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka
tempat berolahraga. Pada hari-hari libur Medan Merdeka dipenuhi pengunjung yang
berekreasi menikmati pemandangan Tugu Monas dan melakukan berbagai aktivitas
dalam taman.
C.Rancang
Membangun Monas
Rancang bangun Tugu
Monas berdasarkan pada konsep pasangan universal yang abadi; Lingga dan Yoni. Tugu obelisk yang menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki,
elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari.
Sementara lambangkan perempuan, elemen feminin yang pasif dan negatif, serta
melambangkan malam hari.[6] Lingga dan yoni
merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi sedari
masa prasejarah Indonesia. Selain itu bentuk Tugu Monas juga dapat ditafsirkan
sebagai sepasang "alu" dan "Lesung", alat penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga
petani tradisional Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh
dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk
di atas landasan persegi setinggi The 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini
dilapisi dengan marmer Italia.
Kolam di Taman Medan
Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter dirancang sebagai bagian dari sistem
pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan Taman Monas. Di dekatnya
terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran
Diponegoro yang sedang menunggang
kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat
Italia, Prof. Coberlato[7] sebagai sumbangan
oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario Bross di Indonesia. Pintu masuk Monas
terdapat di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran Diponegoro. Pintu
masuk melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas
inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu Monas. Loket tiket berada di ujung
terowongan. Ketika pengunjunaik kembali ke permukaan tanah di sisi utara Monas,
pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat relief sejarah perjuangan
Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui pintu di sudut timur
laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang kemerdekaan atau lift menuju
pelataran puncak monumen.
D.Relief
Sejarah Nasional
Pada halaman luar
mengelilingi monumen, pada tiap sudutnya terdapat relief timbul yang
menggambarkan sejarah Indonesia. Relief
ini bermula di sudut timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada
masa lampau; menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit. Relief ini berlanjut
secara kronologis searah jarum jam menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat
laut. Secara kronologis menggambarkan masa penjajahan Belanda, perlawanan
rakyat Indonesia dan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terbentuknya
organisasi modern yang memperjuangkan Indonesia Merdeka pada awal abad ke-20, Sumpah
Pemuda, Pendudukan Jepang dan
Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia disusul Revolusi dan Perang
kemerdekaan Republik Indonesia, hingga mencapai masa pembangunan Indonesia
modern. Relief dan patung-patung ini dibuat dari semen dengan kerangka pipa
atau logam, sayang sekali beberapa patung dan arca mulai rontok dan rusak
akibat hujan dan cuaca tropis
E.Museum Sejarah Nasional
Pelajar memperhatikan
diorama sejarah Indonesia
Di bagian dasar
monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum
Sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional
dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang.
Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga menjadi
total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra
sejarah hingga masa Orde Baru. Diorama ini dimula dari sudut timur laut
bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia; mulai masa
pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, disusul
masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan nasional pra
kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama berlangsung
terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20, pendudukan
Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa Orde Baru pada masa
pemerintahan Suharto.
Monas atau Monumen Nasional merupakan icon kota
Jakarta. Terletak di pusat kota Jakarta, menjadi tempat wisata dan pusat pendidikan yang
menarik bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Monas didirikan pada tahun 1959 dan
diresmikan dua tahun kemudian pada tahun 1961. Monas selalu ramai dikunjungi wisatawan
untuk melihat keindahan kota Jakarta dari puncak Monas, menambah wawasan
sejarah Indonesia di ruang diorama ataupun menikmati segarnya hutan kota seluas
kira-kira 80 hektar di tengah kota Jakarta.
Setiap hari libur,
Monas selalu dikunjungi banyak wisatawan. Di sini Anda bisa menikmati banyak
jenis wisata dan bahan pendidikan. Anda bisa menaiki monumen yang menjulang
tinggi hingga ke puncak Monas. Anda juga dapat berolahraga bersama teman dan
keluarga. Anda juga bisa menikmati taman yang indah dengan berbagai pepohonan
yang rimbun dan asri. Atau Anda bisa menikmati hiburan air mancur yang menarik.
F.Ukuran
Dan Isi Monas
Monas dibangun
setinggi 132 meter dan berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan ini dilapisi
oleh marmer.
Lidah Api
·
Di bagian
puncak terdapat cawan yang di atasnya terdapat lidah api dari perunggu yang
tingginya 17 meter dan diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton. Lidah api ini
dilapisi emas seberat 45 kg. Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang
disatukan.
·
Pelataran Puncak
Pelataran puncak luasnya 11x11 m. Untuk mencapai
pelataran puncak, pengunjung bisa menggunakan lift dengan lama perjalanan
sekitar 3 menit. Di sekeliling lift terdapat tangga darurat. Dari pelataran
puncak Monas, pengunjung bisa melihat gedung-gedung pencakar langit di kota
Jakarta. Bahkan jika udara cerah, pengunjung dapat melihat Gunung Salak di Jawa
Barat maupun Laut Jawa dengan Kepulauan Seribu.
·
Pelataran Bawah
Pelataran bawah luasnya 45x45 m. Tinggi dari
dasar Monas ke pelataran bawah yaitu 17 meter. Di bagian ini pengunjung dapat
melihat Taman Monas yang merupakan hutan kota yang indah.
·
Museum Sejarah
Perjuangan Nasional
Di bagian bawah Monas terdapat sebuah ruangan
yang luas yaitu Museum Nasional. Tingginya yaitu 8 meter. Museum ini menampilkan
sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Luas dari museum ini adalah 80x80 m. Pada
keempat sisi museum terdapat 12 diorama (jendela peragaan) yang menampilkan
sejarah Indonesia dari jaman kerajaan-kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia
hingga G30S PKI.
Selain itu direncanakan
untuk ditampilkan bendera pusaka dan naskah proklamasi yang asli di dalam
bangunan Monas. Di sini juga ditampilkan rencana pembangunan kota Jakarta
G.Ruang
Kemerdekaan
Di
bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater.
Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar di dari pintu sisi utara dan
selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik
Indonesia. Diantaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambang negara
Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berlapis emas, dan bendera merah putih, dan dinding yang bertulis naskah
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen
Nasional ini digunakan sebagai ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan
bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia.
Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam
pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4
ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang melambangkan
keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini terletak
pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam. Pintu
ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis akan
membuka seraya memperdengarkan lagu "Padamu Negeri" diikuti
kemudian oleh rekaman suara Sukarno tengah membacakan
naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945. Pada sisi
selatan terdapat patung Garuda Pancasila, lambang
negara Indonesia terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada
sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya
sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan Sang Saka Merah Putih, yang aslinya
dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Akan tetapi karena
kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan. Sisi
utara diding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas,
melambang lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.Semua
itu sangat indah
BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
Monumen
Nasional pada umumnya dibuat untuk mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa
Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan
inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang
B.Saran
Kami
hanya memberi saran agar pembimbing dan pihak penyelenggramemberikan pelayanan
yang lebih baik dan siswa benar-benar merasa senangdan nyaman
DAFTAR PUSTAKA
WWW.WIKIPEDIA.COM
WWW.SINAR HARAPAN.COM
WWW.WORDPRES.COM
0 comments:
Post a Comment